Nggak bisa kubayangkan kalau harus hidup tanpa kalian.
Sepi sendiri
Nggak ada tempat buat bersandar
Susah sendiri seneng sendiri
Makasih sahabat
untuk semuanya yang uda kalian kasih
Rabu, 31 Maret 2010
Senin, 29 Maret 2010
Minggu, 28 Maret 2010
Hidup tak selamanya mudah
Kata orang masa muda itu saatnya menikmati hidup. Is it right? Sebagian besar orang akan menyetujui hal tersebut. Termasuk aku. Tapi menikmati hidup tak harus dengan hal yang terkesan hura-hura lho. Banyak hal kecil yang ternyata menyenangkan dan bermakna.
Friendship never die. Itu salah satu kalimat favoritku. Kita bisa menemukan persahabatan dimana saja, kapan saja. Walaupun sebenarnya jarak memisahkan tapi yakinlah bahwa persahabatan itu tak pernah mati. Persahabatan adalah salah satu bagian penting dari masa muda kita. Hari-hari kita akan lebih terasa indah bersamanya. Karena itu, jagalah persahabatanmu.
Ini waktunya kita belajar tentang hidup. Hidup tak selamanya berjalan mulus. Tak selamanya kita berada di atas. Hidup itu seperti roda. Ada kalanya kita berada di bawah. Namun, hal tersebut akan membuat kita semakin memaknai hidup. Kebahagian dan kesedihan adalah dua hal yang tak bisa lepas dari hidup kita.
Masalah akan datang menghampiri. Mulai dari masalah sepele hingga masalah yang besar. Tidak semua masalah dapat kita selesaikan sendiri. Terkadang kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita menyelesaikannya. Kita butuh orang untuk mendengarkan curahan hati agar beban kita terkurangi. Yakinlah bahwa setiap masalah itu ada jalan keluarnya. Tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan. Melakukan hal-hal negative untuk menghindar dari masalah bukan hal yang tepat. Masih banyak jalan lain yang lebih baik untuk kita.
Pelajarilah hidup ini. Hidup hanya sekali. Tak perlu disia-siakan. Live must go on. Walaupun problem akan menghadang kita. Walaupun akan ada air mata menghiasi hidup kita. Terkadang kita akan terjatuh. Namun, kita harus berusaha kembali bangkit.
Friendship never die. Itu salah satu kalimat favoritku. Kita bisa menemukan persahabatan dimana saja, kapan saja. Walaupun sebenarnya jarak memisahkan tapi yakinlah bahwa persahabatan itu tak pernah mati. Persahabatan adalah salah satu bagian penting dari masa muda kita. Hari-hari kita akan lebih terasa indah bersamanya. Karena itu, jagalah persahabatanmu.
Ini waktunya kita belajar tentang hidup. Hidup tak selamanya berjalan mulus. Tak selamanya kita berada di atas. Hidup itu seperti roda. Ada kalanya kita berada di bawah. Namun, hal tersebut akan membuat kita semakin memaknai hidup. Kebahagian dan kesedihan adalah dua hal yang tak bisa lepas dari hidup kita.
Masalah akan datang menghampiri. Mulai dari masalah sepele hingga masalah yang besar. Tidak semua masalah dapat kita selesaikan sendiri. Terkadang kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita menyelesaikannya. Kita butuh orang untuk mendengarkan curahan hati agar beban kita terkurangi. Yakinlah bahwa setiap masalah itu ada jalan keluarnya. Tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan. Melakukan hal-hal negative untuk menghindar dari masalah bukan hal yang tepat. Masih banyak jalan lain yang lebih baik untuk kita.
Pelajarilah hidup ini. Hidup hanya sekali. Tak perlu disia-siakan. Live must go on. Walaupun problem akan menghadang kita. Walaupun akan ada air mata menghiasi hidup kita. Terkadang kita akan terjatuh. Namun, kita harus berusaha kembali bangkit.
Jumat, 26 Maret 2010
Holiday in Bocor Beach
friendship never die
Rabu, 10 Maret 2010
Ahmad Tohari

Nama lengkap penulis ini adalah Ahmad Tohari. Dia lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada 13 Juni 1948. Penulis berbakat ini pernah meraih beberapa penghargaan antara lain Southeast Asian Writers Award, Fellowship International Writers Program di Iowa, (USA)
Sosok tubuhnya kecil jauh dari pada bayangan figur seorang yang mempunyai prestasi internasional. Cara berpakaiannya sederhana mengingatkan pada seorang santri saleh yang mempunyai wawasan terbuka bisa menerima semua insan di dunia dari segala lapisan untuk hidup berdampingan secara damai sebagai sesama ciptaan Tuhan. Rendah hati, itulah sosok Ahmad Tohari, yang ternyata merupakan salah seorang kawan dekat Gus Dur.
Siapa yang sangka pula kalau ia seorang haji yang mempunyai pesantren di daerah Banyumas, tempat kelahirannya. Orangnya terbuka, mempunyai rasa kemanusian yang sangat tinggi. Dalam buku yang ditulisnya banyak mengangkat penderitaan rakyat yang pernah disaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Contohnya beberapa novel diangkat dengan menceritakan keganasan Peristiwa September 1965, dimana ia melihat dengan mata kepala sendiri seorang anak muda dibunuh secara biadab karena diduga PKI. Lalu ada juga kisah tentang keganasan tentara terhadap Gali yang dibunuh secara misterius.
Karya-karyanya sudah banyak yang diterjemahkan ke bahasa Belanda, Jepang, Jerman, Inggris dan Mandarin. Pernah mendapat penghargaan Southeast Asian Writers Award dan Fellowship International Writers Program di Iowa.
Bersama Rene Lysloff dari University California of Riverside (UCR) ia ke Amerika Serikat dalam rangka penterjemahan bukunya ke dalam Bahasa Inggris yang akan diterbitkan oleh Hawaii University Press bekerja sama dengan Yayasan Lontar Indonesia. Selain itu waktu yang ada ia, manfaatkan dengan memberikan ceramah di UCR dan UCLA, sekaligus juga bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Duarte Inn Center. Dalam dialog di Duarte Inn, ia memaparkan keadaan Indonesia terakhir menurut pengetahuannya.
Ia sangat mencela pengalaman di kampung halamannya ketika menyaksikan pembunuhan orang yang dicap PKI. Ia juga menyayangkan terjadinya Peristiwa Mei 98 yang ditujukan untuk memojokkan suku Tionghoa. Menurutnya, di kampung halamannya, suku Tionghoa menjadi roda penggerak ekonomi. Bahkan ketika ia meminta sumbangan untuk acara bersama di kampungnya maka ia banyak meminta kepada pengusaha Tionghoa.
Ia juga aktif menulis di Kompas dan Tempo. Jika ada kesempatan, ia akan menulis Peristiwa Mei 98 agar bisa dikenang sebagai sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.
Karya Ahmad Tohari
• Kubah (novel, 1980)
• Ronggeng Dukuh Paruk (novel, 1982)
• Lintang Kemukus Dini Hari (novel, 1985)
• Jantera Bianglala (novel, 1986)
• Di Kaki Bukit Cibalak (novel, 1986)
• Senyum Karyamin (kumpulan cerpen, 1989)
• Bekisar Merah (novel, 1993)
• Lingkar Tanah Lingkar Air (novel, 1995)
• Nyanyian Malam (kumpulan cerpen, 2000)
• Belantik (novel, 2001)
• Orang Orang Proyek (novel, 2002)
• Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerpen, 2004)
Senin, 01 Maret 2010
my lovely cousin
Langganan:
Postingan (Atom)